Probolinggo – Ditengah kondisi Geo-Hidrometeorologi dimana sebagian besar wilayah Kota Probolinggo masuk dalam musim hujan mendorong BPBD Kota Probolinggo memperkuat diseminasi informasi terkait kondisi cuaca yang dapat mengakibatkan potensi serta ancaman bencana Hidrometeorologi. Guna mendukung hal tersebut, BPBD Kota Probolinggo melaksanakan Kunjungan Kerja ke BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda dan BMKG Stasiun Geofisika Kelas 2 Pasuruan Jawa Timur pada hari Rabu s/d kamis (25-26/01).
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. Sementara itu, Kota Probolinggo yang memiliki 5 (lima) kecamatan setidaknya menghadapi beberapa potensi bencana hidrometeorologi diantaranya Angin kencang, Banjir/ Genangan, Kebakaran, Air rob dan Erupsi Gunung Bromo.
Diseminasi adalah kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar memperoleh informasi, menerima, dan akhirnya dapat mengubah perilaku sasaran. Tujuan adanya penyebaran informasi ini adalah masyarakat berperan aktif mendapat informasi dari sumber yang terpercaya sehingga tidak terjerumus pada perilaku yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri.
Kunjungan Kerja BPBD Kota Probolinggo ke BMKG Juanda dan Pasuruan bertujuan untuk memperkuat kerjasama yang telah terjalin selama ini dan berkoordinasi terkait sebagian besar data dan informasi yang disebarluaskan oleh BPBD Kota Probolinggo bersumber dari BMKG. Data dan Informasi BMKG meliputi Kegempaan serta Klimatologi ini disebarluaskan melalui kanal media sosial hingga aplikasi berbasis ponsel pintar yang dikembangkan oleh BPBD Kota Probolinggo. Guna menghindari serta meminimalisir disinformasi terkait kondisi cuaca hingga kejadian kegempaan, BPBD Kota Probolinggo melakukan konsultasi kepada BMKG.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Bidang Data & Informasi (Datin) Teguh Tri Susanto, S.Si., M.T., turut mendampingi Koordinator Bidang Observasi Rendy Irawadi, S.Si., menerima tim BPBD Kota Probolinggo yang dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo serta didampingi oleh Kasi. Kedaruratan & logistik Yudha Arisandy. Kalaksa menyampaikan maksud timnya bertandang ke BMKG adalah dalam rangka konsultasi dan koordinasi terkait diseminasi informasi Cuaca, Gempa dan aplikasi Peringatan Dini (SIAB MASPRO) yang dikembangkan oleh BPBD Kota Probolinggo.
Dalam suasana penuh kehangatan, Teguh menyambut baik terobosan yang dilakukan BPBD Kota Probolinggo. BMKG menilai upaya yang telah dilakukan BPBD Kota Probolinggo akan membantu pihaknya dalam mendiseminasi informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika kepada masyarakat. Menurutnya BPBD memiliki jejaring dan program mitigasi yang dapat disebarluaskan hingga ke pelosok desa/ kelurahan.
“.. Sebenarnya untuk aplikasi (SIAB MASPRO) sepanjang memiliki UI (user interface) yang ringan dan sederhana akan memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan-layanan yang disediakan..” ujar Rendy.
BMKG berharap kedepan pihaknya bersama BPBD maupun stake holder lain dapat mengembangkan sebuah layanan layaknya portal kebencanaan yang dapat diakses bersama-sama seluruh kota/ kabupaten sehingga masyarakat tidak akan kesulitan mengakses informasi dari suatu daerah.
“.. Banyak aplikasi yang telah dikembangkan oleh daerah. Saya (bercita-cita)ingin memiliki sebuah portal informasi bencana yang terpusat namun dapat diakses oleh berbagai kota diJawa Timur. Tentunya hal ini akan memudahkan masyarakat yang akan mengakses informasi (kejadian) bencana suatu daerah/ wilayah tertentu..” imbuh Teguh.
BPBD Kota Probolinggo saat tiba dikantor BMKG Stasiun Geofisika Kelas 2 Pasuruan diterima langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan dalam hal ini diwakili oleh Kepala Seksi Observasi dan Informasi Suwarto, S.Si. Dalam sambutan awalnya Suwarto menyinggung adanya sesar aktif di Probolinggo. Sesar yang membujur dari barat ke timur diwilayah Kabupaten Probolinggo sejauh 15 KM ini merupakan salah satu sesar dari sekian banyak sesar aktif di Jawa Timur.
“.. BMKG telah memetakan beberapa sesar aktif di Jawa Timur berdasarkan peta Pusat Gempa Nasional (PUSGEN) tahun 2017. Dari peta ini kemudian kami buat skenario serta modelling dampak kerusakan yang ditimbulkan.” jelas Suwarto.
Selain kegempaan, BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan juga memiliki tugas dan fungsi dibidang Petir. Suwarto menjelaskan bahwa masyarakat perlu tahu informasi seputar petir. Selain memantau pusat sebaran dan kekuatan petir pihaknya juga kerap mensosialisasikan bahaya petir. Disela kunjungan, tim diajak untuk melihat ruangan yang memiliki fungsi memantau dan memproses sebuah informasi terkait bidang Geofisika.
Kalaksa BPBD Kota Probolinggo usai kunjungan kerja menyampaikan bahwa materi yang didapat selama kegiatan ini dapat dikaji kembali dan bilamana diperlukan dapat disebarluaskan agar masyarakat siap dan dapat menimalisir dampak jika sebuah bencana terjadi. Pihaknya juga menginginkan kerjasama yang telah terjalin dengan BMKG selama ini dapat dipelihara dan ditingkatkan untuk kepentingan tugas dan fungsi BPBD dalam mendiseminasi informasi terkait cuaca maupun aspek lain dibidang kebencanaan. (CNN)