Dengan Belajar dan Bermain, Pesan Mitigasi Tersampaikan

Pemerintah Kota Probolinggo melalui BPBD Kota Probolinggo senantiasa mengedukasi serta mensosialisasi upaya pencegahan atau mitigasi bencana yang menjangkau semua orang dan kalangan lewat segala ragam cara yang dimungkinkan. Mengenalkan dan mengajarkan mitigasi bencana sejak dini kepada anak-anak di sekolah bisa jadi adalah peluang untuk meminimalkan korban dan kerusakan setiap kali bencana terjadi. Nyanyian dengan nada yang familiar, misalnya, bisa jadi cara.

Kalaksa saat mengajak para siswa menyanyi bersama

Jika ada gempa, lindungi kepala,
jika ada gempa sembunyi di bawah meja,
jika ada gempa jauhi jendela,
jika ada gempa lari ke lapangan terbuka


Kedopok - Potongan lirik & nada yang disadur dari lagu dua mata saya ini dinyanyikan Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo saat menyambut siswa-siswi TK Negeri Pembina Kota Probolinggo bertandang ke Kantor BPBD Kota Probolinggo pada hari Rabu (15/02).

Sambutan Kalaksa tersebut ditanggapi riuh dan riang oleh siswa-siswi sambil menirukan lagu yang dilantunkan bersama-sama. Lagu dianggap jadi media yang paling efektif. Sebab, lagu sanggup menarik perhatian para siswa dan mudah dihafal.

Pemerintah Kota Probolinggo melalui BPBD Kota Probolinggo senantiasa mengedukasi serta mensosialisasi upaya pencegahan atau mitigasi bencana yang menjangkau semua orang dan kalangan lewat segala ragam cara yang dimungkinkan.

Mengenalkan dan mengajarkan mitigasi bencana sejak dini kepada anak-anak di sekolah bisa jadi adalah peluang untuk meminimalkan korban dan kerusakan setiap kali bencana terjadi. Nyanyian dengan nada yang familiar, misalnya, bisa jadi cara.

".. Dengan belajar dan bermain di BPBD kami berharap anak-anak dapat mengetahui bagaimana menyelamatkan diri saat terjadinya bencana. Selain itu juga kegiatan ini merupakan program sekolah yakni Outing Class.." pungkas Chustin Andarwati, S.Pd selaku Kepala TK Negeri Pembina Kota Probolinggo saat dikonfirmasi tim media.

Edukasi terkait apa yang harus dilakukan jika anak-anak menghadapi bencana, Yudha Arisandy selaku pemateri menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa, seperti :

©  Lindungi kepala dengan benda keras seperti tas, atau benda keras lainnya

© Sembunyi di bawah meja agar terhindar benturan benda yang terjatuh

© Jauhi pintu dan jendela agar terhindar dari pecahan kaca

© Jika berada dalam ruangan tertutup segera keluar menuju lapangan terbuka lewat tangga darurat bukan lewat lift. 

Penjelasan ini dilakukan setelah para siswa menonton Film edukasi tentang Bahaya gempa, lantas dilanjutkan dengan simulasi gempa yang dilakukan oleh adik-adik TK Pembina.  Saat sirine dibunyikan dari pengeras suara, anak-anak berimajinasi seolah-olah terjadi gempa dan segera melindungi kepalanya dengan tas yang dibawa mereka masing-masing.

Dengan bergegas anak-anak langsung beranjak pergi keluar ruangan, namun anak-anak diminta untuk tidak berlari saat terjadi gempa karena guncangan yang dihasilkan saat gempa akan membuat badan menjadi tidak seimbang dan memberi peluang untuk jatuh jika menyelamatkan diri sambil berlari.

Kemudian anak-anak keluar ruangan dengan arahan dari tim (penolong) BPBD dan dibantu oleh bapak dan ibu guru. Setelah sampai di lapangan terbuka, hal yang dapat mereka lakukan adalah menunggu sampai guncangan gempa berhenti, Tim (penolong) BPBD beserta bapak dan ibu guru pun memberikan arahan kepada anak-anak agar tidak panik saat terjadi gempa.

Disamping pembelajaran diarea peralatan kebencanaan, anak-anak didampingi para guru mengunjungi ruang PUSDALOPS PB dimana pada ruang tersebut para siswa bisa ikut memantau situasi cuaca dan kondisi terkini terkait gempa dan alat deteksi bencana atau Early Warning System (EWS). (CNN)

LINK TERKAIT