- BERANDA
- PROFIL
- KOTA PROBOLINGGO
- PUBLIKASI
- MITRA
- GALERI
- PRAKIRAAN CUACA
- PPID
- KONTAK KAMI
×

BPBD Jatim bersama BNPB mempersembahkan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana 2024 di Banyuwangi. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 13 s/d 16 Juli 2024 di Pantai Boom Banyuwangi diawali dengan Gala Diner dimana sambutan pertama disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur dalam hal ini diwakili oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Asisten I Setdaprov Jatim), Benny Sampirwanto.
Banyuwangi - BPBD Jatim bersama BNPB mempersembahkan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana 2024 di Banyuwangi. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 13 s/d 16 Juli 2024 di Pantai Boom Banyuwangi diawali dengan Gala Diner dimana sambutan pertama disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur dalam hal ini diwakili oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Asisten I Setdaprov Jatim), Benny Sampirwanto.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur berharap, Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana 2024 mampu meningkatkan kesiapan, kewaspadaan dan penanganan terhadap potensi risiko bencana, utamanya peningkatan kapasitas petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten kota dan provinsi dapat terpenuhi dengan baik.
“Pj Gubernur sekali lagi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan dan dukungan yang telah diberikan dalam penyelenggaraan kegiatan ini,” ucap Benny Sabtu (13/07) malam.
“Pak gubernur menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Timur sesuai dengan prinsip-prinsip penanggulangan bencana yaitu cepat, prioritas, koordinasi, keterpaduan transparansi, dan akuntabilitas,” tuturnya.
Menurutnya, terdapat 14 jenis potensi bencana alam di Jawa Timur di antaranya, banjir bandang, cuaca ekstrim. dan gempa bumi. Dengan meningkatkan intensitas dan sebaran kejadian bencana di Jatim, maka BPBD Provinsi Jatim sebagai perangkat daerah yang menangani permasalahan-permasalahan kebencanaan memerlukan mobilitas yang tinggi serta kecakapan dan keahlian yang paripurna sejalan jalan program Pemprov yang selalu hadir di tengah masyarakat yang terkena dampak bencana. “Terus tingkatkan, ketangguhan penyelenggaraan penanggulangan bencana sehingga mampun mengurangi risiko bencana dalam jangka panjang,” tegasnya.
Kegiatan yang dibuka Asisten I Setdaprov Jatim Benny Sampirwanto, ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, beserta kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jatim.
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, mewakili Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan, bahwa kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana ini menjadi sangat penting di Jatim. Selain dapat melihat peralatan kebencanaan, dari gelaran ini Jatim juga ingin memperlihatkan satu kekompakan antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya.
"Kami berharap dukungan-dukungan tidak hanya dilakukan di Jatim saja, tetapi kabupaten/kota lainnya. Kami telah berdialog, kami menyepakati apa yang disebut konsep tetangga terdekat. Jadi bila ada satu bencana di suatu lokasi, maka kabupaten/kota lainnya dapat memberikan dukungan. Nantinya ini akan diperkuat kerjasama antar kabupaten/kota. Bahkan Selama ini, Indonesia sudah mulai membantu negara-negara lain yang terkena bencana." imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakanya, konsep kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Jatim ini akan diterapkan untuk provinsi-lainnya. "Kami gunakan dokumentasi yang baik untuk memprovokasi mereka agar bisa membuat kegiatan seperti di Jatim ini," ujarnya.
Pihaknya juga merencanakan untuk membuat kegiatan Gelar Peralatan Penangulangan Bencana tingkat nasional. Nantinya setiap provinsi mengirim 20 orang terbaik dalam giat ini.
"Penanggulangan bencana adalah urusan bersama, penanggulangan bencana adalah pentahelix yang mestinya didiukung oleh semua pihak," tuturnya.
Sarasehan Gelar Peralatan Penanggulangan
Sarasehan Gelar peralatan bertajuk “Optimalisasi Peralatan Penanggulangan Bencana dalam Menciptakan Ketangguhan Masyarakat.” dilaksanakan pada hari Minggu (14.07).
Hadir dalam kegiatan ini, diantaranya Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto. Serta para Kabid di BPBD Jatim, Kalaksa BPBD Kabupaten/Kota se-Jatim dan instansi terkait.
Di hadapan 600 peserta BPBD se-Jatim dan Bali, Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono yang menjadi keynote speaker, menjelaskan berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ketersedian logistik dan peralatan mitigasi bencana di Jatim mencapai 73%.
“Sistem manajamen logistik dan peralatan itu sangat menentukan keberhasilan penanganan bencana. Dan seperti kata Kepala BNPB, bahwa ketersedian logistik dan peralatan mitigasi bencana di Jatim sudah sangat baik yakni 73 persen,” jelasnya.
Adhy menambahkan, kegiatan ini menjadi momentum dalam menyempurnakan dan mengupgrade peralatan yang ada. Pemprov Jatim terus berupaya memanfaatkan teknologi sebagai early warning system.
Sambungnya, hal itu berkaitan dengan peningkatan peralatan mitigasi bencana. Hal tersebut dinilai sangat penting, mengingat banyak negara-negara maju yang berhasil dalam mitigasi bencana karena adanya bantuan teknologi. “Kita terus memantau semua informasi teknologi kebencanaan. Kemarin kami ke Jepang untuk melihat penggunaan teknologi vulkanologinya,” ungkapnya.
Selain penggunaan peralatan dan teknologi, Adhy menambahkan, peningkatan mutu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga sangat penting. Oleh karenanya diperlukan pelatihan dan pendampingan yang intens serta berkelanjutan.
Hal penting lainnya adalah kerja sama pentahelix. Pentahelix yang dimaksud adalah dengan melibatkan sejumlah stakeholder mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. “Dalam penanganan bencana perlu ada kerja sama yang pentahelix, melibatkan multi sektor. Kami membuka diri dengan siapapun baik organisasi, rescuer ataupun masyarakat,” tegasnya.
Dari segi sistem manajemen, Adhy menyampaikan perlu adanya sistem komando yang terpusat sehingga lebih mudah dan efektif dalam melakukan koordinasi penanggulangan bencana. “Sistem komando terpusat itu sangat penting. Tahun depan, Jatim akan meluncurkan BPBD One. Ini akan menjadi ICS atau Incident Command System. Ada chief Commander, yang mengatur manajemen bencananya,” pungkasnya.
BPBD Kota Probolinggo kirim personel TRC dan Dukungan Logistik PB
Guna turut serta mensukseskan kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Timur yang berlangsung di Banyuwangi, BPBD Kota Probolinggo mengirimkan delegasi sejumlah 10 Orang personil TRC serta didukung dengan peralatan yang biasa digunakan dalam upaya Penanggulangan Bencana.
Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo menyampaikan bahwa Kota Probolinggo dalam kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana kali ini mengirimkan utusan sebanyak 10 personil TRC (Tim Reaksi Cepat) Penanggulangan Bencana.
".. untuk mendukung kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana Jawa Timur, kita (BPBD Kota Probolinggo) mengirimkan utusan sebanyak 10 personil TRC (Tim Reaksi Cepat) Penanggulangan Bencana yang terlatih. Personil-personil ini tentunya akan mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari Lomba hingga pelatihan yang diadakan oleh BPBD Prov Jawa Timur.." jelas Sugito.
Sebagai informasi, selain Gala Dinner dan sarasehan, pada rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 4 hari (13-16 Juli 2024) ini juga diadakan beberapa perlombaan. Yaitu Lomba mendirikan tenda, chainsaw competition, penataan logistikl, yel-yel dan racing game penyelamatan air. Kegiatan ini diikuti oleh 37 kabupaten/kota di Jawa Timur, hanya 1 kota yang tidak mengirimkan karena belum membentuk BPBD yakni Kota Mojokerto.
Sumber : Kominfo Jawa Timur & Harian Bhirawa