- BERANDA
- PROFIL
- KOTA PROBOLINGGO
- PUBLIKASI
- MITRA
- GALERI
- PRAKIRAAN CUACA
- PPID
- KONTAK KAMI
×

Seiring meningkatnya jumlah kejadian yang diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor fenomema alam di wilayah Kota Probolinggo beberapa bulan belakangan ini, Pemerintah Kota Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometerologi Tahun 2024 pada hari Senin (18/11). Kegiatan yang diselenggarakan di Kantor BPBD KOTA Probolinggo ini melibatkan berbagai unsur perwakilan forkompimda, organisasi perangkat daerah (OPD), Kecamatan hingga unsur pendukung seperti PMI, Telkom da
Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024
Kedopok - Seiring meningkatnya jumlah kejadian yang diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor fenomema alam di wilayah Kota Probolinggo beberapa bulan belakangan ini, Pemerintah Kota Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometerologi Tahun 2024 pada hari Senin (18/11). Kegiatan yang diselenggarakan di Kantor BPBD KOTA Probolinggo ini melibatkan berbagai unsur perwakilan forkompimda, organisasi perangkat daerah (OPD), Kecamatan hingga unsur pendukung seperti PMI, Telkom dan PLN.
Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo dalam paparan awal menyampaikan setidaknya telah terjadi 173 kejadian dalam kurun waktu bulan Januari hingga Oktober 2024 dengan korban jiwa sebanyak 3 orang. Berdasarkan data yang dihimpun Pusdalops PB, tingginya angka kejadian Kebakaran yang melanda wilayah Kota Probolinggo sebanyak 104 Kejadian merupakan kebakaran lahan dan pemukiman. Sementara itu wilayah kecamatan terdampak paling banyak yakni Kecamatan Mayangan dengan 65 kejadian.
Lebih lanjut, Sugito juga menyampaikan berdasarkan rilis BMKG kondisi klimatologi di wilayah Jawa Timur untuk Prakiraan Awal Musim Hujan Tahun 2024/2025 sebagian wilayah terjadi pada Dasarian I - III November 2024 ( Tanggal 1 - 30 November 2024 ) sedangkan untuk wilayah Kota Probolinggo masuk pada Sifat Hujan Normal 51 ZOM (68,9 %). Sementara itu Berdasarkan Peta Prakiraan Puncak Musim Hujan dari BMKG Stasiun Klimatologi wilayah Jawa Timur, puncak Musim Hujan khususnya wilayah Probolinggo akan terjadi pada bulan Februari tahun 2025.
Dalam rapat koordinasi ini, Sugito menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi ancaman bencana Hidrometeorologi diantaranya mengoptimalkan peran Internet Of Things (IoT) dalam upaya mitigasi bencana dengan memasang beberapa perangkat EWS di beberapa titik rawan bencana. Pemerintah senantiasa menggalakkan Gerakan GotKu Resik dengan mengambil konsep gotong royong masyarakat. Dan di tahun 2024 ini setidaknya beberapa lokasi sungai yang dinilai berpotensi rawan bencana telah dilakukan normalisasi.
Penjabat (Pj) Wali Kota Probolinggo Mochammad Taufiq melalui Kalaksa BPBD Kota Probolinggo menghimbau masyarakat Kota Probolinggo untuk meningkatkan kesiapsiagaan terutama dengan potensi bencana alam khususnya kebakaran, genangan air, banjir dan angin kencang. Masyarakat juga diharapkan agar tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran air apabila hujan tiba. Selain itu ancaman lainnya salah satunya adalah angin kencang, dalam menghadapi hujan disertai angin kencang masyarakat agar menghindari beraktifitas di luar ruangan dan tidak berada di pohon besar yang berpotensi roboh, tetap di dalam rumah sambil memantau keadaan cuaca disekitarnya. Masyarakat juga diminta selalu menjaga kondisi kesehatan dan mengikuti perkembangan informasi terkini melalui saluran resmi pemerintah.
Pemerintah Kota Probolinggo tengah merencanakan tindak lanjut rapat koordinasi ini dengan menggelar Apel Gelar Pasukan dalam rangka Antisipasi Bencana Hidrometeorologi serta Gladi Posko Simulasi Penanggulan Bencana yang rencananya akan diselenggarakan pada penghujung tahun 2024.(CNN)