Tekan Zero Accident, Kontraktor (Pembangunan) Tol Probowangi Gelar Simulasi Tanggap Darurat

Berdasarkan data PusGeN tahun 2017 yang telah dirilis BMKG, wilayah Probolinggo memiliki potensi bencana alam yang diakibatkan oleh Gempa bumi bersumber pada adanya patahan (sesar) yang membujur sepanjang 15 KM. Selain itu, wilayah Probolinggo juga rawan terhadap potensi angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang.

Latihan & Simulasi Tanggap Darurat


Pajarakan - Pembangunan Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi (Probowangi) tahap pertama dengan ruas Gending hingga Kraksaan telah dimulai sejak tanggal 6 Februari 2023 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Disisi lain, jalur yang telah terpetakan sepanjang 49,68 KM ini tentunya memiliki potensi ancaman bencana yang dapat menghambat proses pembangunan jalan tol. Untuk itu, kontraktor (pembangunan) jalan tol merasa perlu untuk menyiapkan langkah antisipisasi salah satunya adalah Kesiapsiagaan Tanggap Darurat.  

Emergency Response Plan atau kita kenal juga dengan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Indonesia yang secara geografis dikelilingi tiga lempeng tektonik aktif, deretan gunung api aktif bagian dari ring of fire dan dilewati garis khatulistiwa, menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana. Selain itu, kondisi hidrologi juga sangat berpengaruh terhadap fenomena alam yang dapat berujung bencana seperti angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan longsor.

Berdasarkan data PusGeN tahun 2017 yang telah dirilis BMKG, wilayah Probolinggo memiliki potensi bencana alam yang diakibatkan oleh Gempa bumi bersumber pada adanya patahan (sesar) yang membujur sepanjang 15 KM. Selain itu, wilayah Probolinggo juga rawan terhadap potensi angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang. Dalam menghadapi bencana, tentunya dibutuhkan sikap, pemikiran dan perilaku tangguh sehingga dibutuhkan sebuah proses internalisasi antara pengetahuan dan pengalaman sehingga diharapkan timbul kesadaran tidak hanya pada sikap tetapi juga pemikiran dan perilaku. Kesiapsiagaan menjadi elemen penting sebagai bentuk tangguh menghadapi potensi bencana. Tidak hanya untuk individu, perusahaan juga perlu memikirkan emergency response plan seperti apa yang harus dibuat dan disosialisasikan apabila terjadi keadaan darurat yang menyebabkan proses bisnis terganggu hingga terpaksa berhenti. Bukan hanya mengamankan karyawan, perusahaan juga harus memikirkan bagaimana rencana pengamanan asset yang ada. 

Pada hari rabu (26/07) beberapa perusahaan diantaranya PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Marga Konstruksi Nusantara (KSO) serta PT Virama Karya (Persero) yang merupakan perusahaan tergabung dalam Kontraktor Pembangunan Jalan Tol Tahap 1 Probowangi menggelar Simulasi Tanggap Darurat bersama BPBD Kota Probolinggo. Turut hadir perwakilan dari PT. Jasa Marga Probolinggo - Banyuwangi. Kegiatan ini diselenggarakan di Kantor Kontraktor Pembangunan Jalan Tol ruas Gending - Kraksaan di Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Jujuk Pujo Asmoro, QHSE Manager PT. Adhi Karya (Persero) menyampaikan Kegiatan Simulasi Tanggap Darurat ini merupakan Program Kerja dibidang HSE (Health, Safety and Environment) dengan titik tumpu pada program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai nihil kecelakaan (zero accident).

"...latihan yang digelar kali ini menitikberatkan pada peningkatan kapasitas SDM untuk mengantisipasi jatuhnya korban terhadap potensi bahaya Gempa Bumi dan Kebakaran, sehingga kita berharap nantinya mencapai Zero Accident.." ujar Pujo.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kota Probolinggo dalam hal ini diwakili oleh Yudha Arisandy, S.AP., M.Si selaku Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya mitigasi bencana yang digagas oleh pihak perusahaan. Pihaknya menyiapkan 1 (satu) tim yang terdiri dari unsur Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops PB guna membantu pihak perusahaan menyelenggarakan kegiatan Simulasi Tanggap Bencana. Materi diawali dengan pemaparan Siklus Penanganan Bencana, Langkah-langkah yang harus dilakukan saat dan pasca bencana, serta pengenalan aplikasi instrumen pemantauan bencana seperti WRS-INATEWS (Gempa), MHEWS (Multi-Hazard Early Warning Systems), Sistem Informasi Prediksi Suhu, Kecepatan angin serta potensi bencana hidrometeorologi. Kegiatan yang melibatkan para pekerja dari berbagai unsur serta tingkat manajemen ini pun diberikan praktek antisipasi saat terjadi gempa bumi dan penanganan bahaya kebakaran.(CNN)

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT