Kebakaran Dominasi Bencana Di Kota Probolinggo. BPBD Catat 196 Kasus Sepanjang Tahun 2024

Pada tahun 2024 yang lalu, BPBD Kota Probolinggo melalui Pusat Pengendalian & Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) telah mencatat setidaknya 196 Kasus Kejadian Bencana dengan menelan korban jiwa sebanyak 7 (tujuh) orang serta 1 (satu) unit rumah dilaporkan rusak/ roboh. Jumlah kejadian Bencana tahun 2024 ini hanya mengalami sedikit penurunan sekitar 0.1 % dari Jumlah kejadian Bencana tahun 2023.

infografis

Kedopok - Seiring pergantian tahun, hingga saat ini Pemerintah Kota Probolinggo masih memiliki pekerjaan rumah yakni upaya meminimalkan dampak terjadinya bencana mulai dari bencana alam (hidrometeorologi maupun kekeringan) hingga bencana sosial seperti pandemi. Pada tahun 2024 yang lalu, BPBD Kota Probolinggo melalui Pusat Pengendalian & Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) telah mencatat setidaknya 196 Kasus Kejadian Bencana dengan menelan korban jiwa sebanyak 7 (tujuh) orang serta 1 (satu) unit rumah dilaporkan rusak/ roboh. Jumlah kejadian Bencana tahun 2024 ini hanya mengalami sedikit penurunan sekitar 0.1 % dari Jumlah kejadian Bencana tahun 2023.

Sekretaris yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Ka. Seksi Kedaruratan dan Logistik (K/L) BPBD Kota Probolinggo Sholehuddin Ayyub menjelaskan bahwasanya sepanjang Bulan Januari hingga bulan Desember tahun 2024 pihaknya telah mencatat sejumlah kejadian bencana yang telah melanda Kota Probolinggo antara lain Kebakaran (114), Angin Kencang/ Pohon tumbang (57), Genangan air/ banjir (21), Rumah Roboh (1), serta Evakuasi Korban Laka laut (3) kasus. Dari kejadian tersebut setidaknya 7 (tujuh) orang dilaporkan turut menjadi korban dengan rincian 5 (lima) orang Meninggal Dunia serta 2 (dua) orang menderita luka ringan.

Lebih lanjut Ayyub merinci bahwa kejadian Bencana yang telah melanda wilayah Kota Probolinggo terjadi paling banyak disebabkan karena fenomena atau perubahan cuaca pada masa Hidrometeorologi yakni sekitar bulan Januari hingga bulan Maret. Sementara itu pada musim kemarau bencana yang sering terjadi yakni Kebakaran melanda pemukiman dan juga lahan. Bulan September - Oktober merupakan bulan dimana terjadi paling banyak kasus kebakaran.

Menanggapi hal tersebut, Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo menegaskan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo bersama stakeholder kebencanaan serta jajaran TNI dan Kepolisian berkomitmen untuk senantiasa menjaga masyarakatnya terhindar dari musibah/ bencana dengan menggalakkan berbagai program mitigasi serta penlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar. Salah satunya adalah dengan menggiatkan kembali "GOTKU-RESIK" dan normalisasi Sungai, saluran irigasi hingga memperbaiki sistem drainase dalam kota. Pemerintah Kota melalui BPBD Kota Probolinggo telah memasang beberapa instrumen pemantauan langsung berbasis IoT berupa CCTV yang dilengkapi sensor TMA (Tinggi Muka Air) dibeberapa lokasi.

Penjabat Wali Kota Probolinggo M. Taufik Kurniawan menyatakan bahwa Pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin dalam penanggulangan bencana utamanya mengurusi permasalahan korban bencana. Dalam upaya penanggulangan bencana, Pemerintah telah memiliki sistem serta manajemen sumber daya yang telah dipersiapkan secara matang jauh sebelum kejadian bencana terjadi. Pihaknya juga berharap petugas yang terlibat langsung dapat memperhatikan kondisi para korban baik secara fisik maupun psikologisnya. Hal ini disampaikan Penjabat Wali Kota saat meninjau langsung penyelenggaraan Simulasi Gladi Posko Bencana Banjir pada penghujung Tahun 2024 di halaman kantor BPBD Kota Probolinggo.(CNN) 

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT