Sidoarjo – Puluhan relawan dari berbagai kota dan komunitas berkumpul
bersama dihalaman kantor BPBD Jawa Timur yang berada di Jalan Letjen S
Parman 55, Waru, Sidoarjo. Mereka memenuhi undangan pelatihan dari
Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SPRB) wilayah Jawa Timur pada
hari Minggu 3 Juli 2022. Dalam latihan ini Tim Rescue BPBD Kota
Probolinggo mengirimkan 9 personil yg di koordinatori oleh Mohammad
Anshori yg terdiri dari :
1. Subahri,
2. Titus PU,
3. Pitra Jaya E,
4. Abika Maulana,
6. Rahmat Beny Afandi,
7. Raziqul Akbar Ramadiani, dan
8. Iwan Subagyo.
Pelatihan Personal Skills and Climber Rescue ini merupakan bagian dari Arisan Ilmu Nol Rupiah edisi ke-40 yang digagas oleh SPRB Jatim. “Pelatihan ini merupakan bukti keguyupan dan kedisiplinan relawan dan bisa bermitra dengan BPBD Jatim. Sebagai pengurus kita memang harus melayani dan mengabdi,” ungkap Dian selaku Koordinator SRPB Jatim.
Dalam kegiatan ini berkesempatan hadir Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Budi Santosa yang juga membuka secara resmi pelatihan mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan salah bentuk (upaya:red) peningkatan kompetensi relawan. BPBD kedepan akan melibatkan banyak relawan untuk berpartisipasi, salah satunya bagaimana mengurangi dampak serta mencegah terjadinya bencana seperti susur sungai. Lebih lanjut Kalaksa juga menyoroti kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal dan memahami bagaimana suatu bencana dapat terjadi, sehingga dengan sendirinya masyarakat yang peduli akan bencana dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan terutama dari sisi korban.
“Ini kegiatan yang luar biasa. SRPB Jatim bekerja sama dengan BPBD Jatim dan ini harus terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Pemateri
Muhammad Asruri Syam memberikan materi awal berupa pengantar/
pengertian Rescue. Menurutnya Rescue merupakan kerja tim minimal 4
orang. Sementara itu dibutuhkan personal skill termasuk diantaranya
climber rescue. ” menurut kami, Rescue merupakan kerja tim, karena
mengevakuasi korban setidaknya dibutuhkan 4 orang untuk memindahkan dari
satu tempat ke tempat yang lain. Rescue merupakan kerja tim, Tim yang
hebat berasal dari personil yang hebat. Untuk itu dibutuhkan personal
skill yang mumpuni terutama dibidang ketinggian.. ” Jelas Asruri.
Dalam materinya, Muhammad Asruri Syam mengungkapkan ada beberapa
ketrampilan yang harus dimiliki relawan dalam climber rescue. Di
antaranya punya semangat dan tidak takut ketinggian, bisa memanjat dan
turun, serta tahu alat yang digunakan.
“Peserta juga bisa melakukan pemilihan alat yang sesuai, bisa
melakukan pemeriksaan alat, bisa menggunakan berbagai macam jenis alat
untuk naik dan turun, bisa membuat simpul dan jerat, serta mengetahui
fungsinya,” tambah instruktur vertical rescue Accessina dan instruktur
Arai Indonesia ini.
Tak lupa praktik memanjat wall climbing (dinding panjat).
Ada tiga materi utama yang diberikan. Yakni Ascending Methods, Descending and Rappelling Methods, dan Changeovers and Self Rescue Methods. Sedangkan materi tambahan adalah vertical rescue.
Dipenghujung acara, tim rescue Probolinggo berkesempatan latihan
menggunakan peralatan pendukung seperti Tripod. Alat ini dapat digunakan
untuk membantu evakuasi ditempat yang sulit serta kondisi yang tidak
memungkinkan dipandu oleh tim dari Accessina.
Koordinator Rescue BPBD Kota Probolinggo Mohammad Anshori mengungkapkan
bahwa kegiatan ini selain menambah wawasan bagi para anggota tim juga
berkesempatan membangun komunikasi lintas komunitas terkait peningkatan
kapasitas dibidang Rescue. “Alhamdulillah.. kita berkesempatan mengikuti
kegiatan yang luar biasa ini untuk menambah wawasan dan juga
meningkatkan kapasitas serta bagaimana kita menjalin komunikasi lintas
komunitas yang bergerak bersama dibidang Rescue..” ungkap Ori panggilan
akrabnya saat dikonfirmasi admin. (CNN)