BMKG : Pada 2023, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang

Dampak cuaca panas juga dirasakan masyarakat Kota Probolinggo dalam beberapa hari ini. Hal ini juga berdampak pada kondisi yang dapat menyebabkan potensi bencana diantaranya Kebakaran, angin kencang sesaat dan peningkatan debit air aliran sungai. Pusdalops PB BPBD Kota Probolinggo mencatat selama bulan Mei 2023 setidaknya terdapat beberapa kejadian Pohon tumbang, Kebakaran dan adanya peningkatan debit air di sungai Legundi.

Sebagian Wilayah Indonesia terdampak Suhu Panas saat musim kemarau berlangsung


Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau terjadi mulai akhir bulan Mei hingga akhir bulan September. BMKG meminta masyarakat waspada bersama bahwa karena saat ini Indonesia tengah beralih dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam program Profit di CNBC Indonesia, dikutip Minggu (7/5/2023).

Sena juga menjelaskan mengapa sebagian masyarakat masih merasakan cuaca panas dibeberapa wilayah Indonesia, pihaknya menjelaskan bahwa ini menjadi suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Penyebabnya karena suhu panas yang terjadi sekarang merupakan fenomena akibat adanya gerak semu matahari. Potensi suhu udara panas seperti itu dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Siklus tahunan tersebut berdampak pada wilayah Jawa, di mana temperatur sedikit naik pada bulan April dan Mei, lalu suhu kembali memuncak di bulan Oktober. Pada bulan selain itu, temperatur akan menurun. 

Lanjut Sena, bahwa Indonesia merupakan negara tropis dan temperatur itu akan berada di sekitar 30-an derajat Celcius, relatif konstan.

"Menurun tapi tentunya tidak seperti di wilayah lain seperti di Eropa dan Amerika yang mencapai 20-an derajat [Celcius]," ujar Sena

Sena menyarankan agar masyarakat menyesuaikan aktivitas di luar termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.

GANGGUAN ATMOSFER DI WILAYAH JAWA TIMUR

Saat ini sebagian wilayah Jawa Timur telah memasuki awal musim kemarau, kondisi monsun Australia yang dingin dan kering telah aktif sehingga angin yang bertiup melewati wilayah Jawa Timur cenderung dari arah timur hingga tenggara. Namun, sebagian wilayah Jawa Timur terpantau masih dalam masa peralihan dari musim penghujan menuju musim kemarau. Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini di wilayah Jawa Timur menunjukkan adanya gangguan MJO dan Gelombang Ekuatorial Rossby. Hal ini menyebabkan masih adanya potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus di beberapa wilayah Jawa Timur sehingga masih berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat. Informasi ini disampaikan oleh Kepala BMKG Stamet Juanda Taufiq Hermawan dalam Siaran Pers no. B/ME.02.04/014/KSUB/V/2023 tertanggal 07 Mei 2023.

Taufiq juga mengingatkan beberapa wilayah di Jawa Timur yanmg perlu diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana Hidrometeorologi (hujan, lebat, genangan air, puting beliung, maupun hujan es) pada periode 07 - 13 Mei 2023 adalah wilayah Kab. Bangkalan, Kota Batu, Kota Blitar, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Sampang, Kota Surabaya, Kab. Tuban, Kab. Tulungagung, Kab. Mojokerto, Kab. Banyuwangi, Kab. Blitar, Kab. Bondowoso, Kab. Jombang, Kab. Kediri, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Nganjuk, Kab. Ngawi, Kab. Pacitan, Kab. Pamekasan, Kab. Pasuruan, Kab. Ponorogo, Kab. Probolinggo, Kab. Sidoarjo, Kab. Situbondo, Kab. Sumenep, Kab. Bojonegoro, Kab. Jember, Kota Madiun, Kab. Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Kediri, dan Kab. Trenggalek.

BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak potensi bencana hidrometeorologi dan selalu memantau perkembangan informasi terkini citra radar cuaca WOFI melalui kanal website dan atau media sosial.

POTENSI ANCAMAN BENCANA DI KOTA PROBOLINGGO

Dampak cuaca panas juga dirasakan masyarakat Kota Probolinggo dalam beberapa hari ini. Hal ini juga berdampak pada kondisi yang dapat menyebabkan potensi bencana diantaranya Kebakaran, angin kencang sesaat dan peningkatan debit air aliran sungai.

Pusdalops PB BPBD Kota Probolinggo mencatat selama bulan Mei 2023 setidaknya terdapat beberapa kejadian Pohon tumbang, Kebakaran dan adanya peningkatan debit air di sungai Legundi.

Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menghimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terkait himbauan BMKG dan BPBD tentang adanya potensi cuaca ektrem di wilayah sekitar Kota Probolinggo. Pemerintah senantiasa berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama yang terkena dampak bencana.

Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo menjelaskan meskipun Kota Probolinggo tidak mendapatkan ancaman langsung adanya potensi cuaca ekstrem namun pihaknya menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu memantau perkembangan informasi cuaca terutama kondisi cuaca di wilayah selatan Probolinggo melalui website maupun media sosial. Kondisi tersebut dapat berimbas langsung pada Kota Probolinggo seperti adanya peningkatan debit air di Sungai Kedunggaleng dan Sungai Legundi. Sugito juga menghimbau agar jangan membuang sampah atau benda apapun yang dapat mengakibatkan saluran air pada sungai terhambat. (CNN)

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT